Unsur Golongan II A
(Sifat Fisik, Sifat Kimia, Pembuatan, Kelimpahan di Alam, Kegunaan)
(Sifat Fisik, Sifat Kimia, Pembuatan, Kelimpahan di Alam, Kegunaan)
Lambang Unsur: Be Mg Ca Sr Ba Ra -> Alkali Tanah
Cara
menghafal : Bebek Mangan Cacing Sirahe Banjur Raup
1.
SIFAT FISIK
Nomor Atom
|
4
|
12
|
20
|
38
|
56
|
Konfigurasi
Elektron
|
[He] 2s2
|
[Ne] 3s2
|
[Ar] 4s2
|
[Kr] 5s2
|
[Xe] 6s2
|
Titik
Leleh
|
1553
|
923
|
1111
|
1041
|
987
|
Titik
Didih
|
3043
|
1383
|
1713
|
1653
|
1913
|
Jari-jari
Atom (Angstrom)
|
1.12
|
1.60
|
1.97
|
2.15
|
2.22
|
Jari-jari
Ion (Angstrom)
|
0.31
|
0.65
|
0.99
|
1.13
|
1.35
|
Energi
Ionisasi I (KJ mol-1)
|
900
|
740
|
590
|
550
|
500
|
Energi
Ionisasi II (KJ mol-1)
|
1800
|
1450
|
1150
|
1060
|
970
|
Elektronegativitas
|
1.57
|
1.31
|
1.00
|
0.95
|
0.89
|
Potensial
Elektrode (V)
M2+ + 2e à
M
|
-1.85
|
-2.37
|
-2.87
|
-2.89
|
-2.90
|
Massa
Jenis (g mL-1)
|
1.86
|
1.75
|
1.55
|
2.6
|
3.6
|
Keterangan :
·
Konfigurasi
elektronnya menunjukan bahwa logam alkali tanah mempunyai elektron valensi ns2.
Selain jari-jari atomnya yang lebih kecil dibandingkan logam alkali, kedua
elektron valensinya yang telah berpasangan mengakibatkan energi ionisasi logam
alkali tanah lebih tinggi daripada alkali.
·
Meskipun energi
ionisasinya tinggi, tetapi karena energi hidrasi dari ion M2+ dari alkali tanah
lebih besar daripada energi hidrasi ion M+ dari alkali, mengakibatkan logam
alkali tetap mudah melepaskan kedua electron valensinya, sehingga lebih stabil
sebagai ion M2+.
·
Jari-jari
atomnya yang lebih kecil dan muatan intinya yang lebih besar mengakibatkan
logam alkali tanah membentuk kristal dengan susunan yang lebih rapat, sehingga
mempunyai sifat yang lebih keras daripada logam alkali dan massa jenisnya lebih
tinggi.
·
Berilium
mempunyai energi ionisasi yang sangat tinggi dan keelektronegatifan yang cukup
besar, kedua hal ini menyebabkan berilium dalam berikatan cenderung membentuk
ikatan kovalen.
·
Potensial
elektrode (reduki) standar logam alkali tanah menunjukkan harga yang rendah
(negatif). Hal ini menunjukkan bahwa logam alkali tanah merupakan reduktor yang
cukup kuat, bahkan kalsium, stronsium, dan barium mempunyai daya reduksi yang
lebih kuat daripada natrium.
·
Titik didih dan
titik leleh logam alkali tanah lebih tinggi daripada suhu ruangan. Oleh karena
itu, unsur-unsur logam alkali tanah berwujud padat pada suhu ruangan.
2.
SIFAT KIMIA
Kereaktifan
logam alkali tanah meningkat dari berilium ke barium. Fakta ini sesuai dengan
yang diharapkan . Oleh karena, dari berilium ke barium jari-jari atom bertambah
besar sehingga energi ionisasi serta keelektronegatifan berkurang. Akibatnya,
kecendrungan untuk melepas elektron membentuk senyawa ion makin besar. Semua
senyawa dari kalsium, strontium, dan barium, yaitu logam alkali tanah yang
bagian bawah, berbentuk senyawa ion, tetapi magnesium membentuk beberapa
senyawa kovalen sedangkan senyawa-senyawa berilium bersifat kovalen.
Sifat kimia
logam alkali tanah bermiripan dengan logam alkali, tetapi logam alkali tanah
kurang reaktif dari logam alkali seperiode. Jadi, berilium kurang reaktif
dibandingkan litium, magnesium kurang reaktif dibandingkan terhadap natrium,
dan seterusnya. Hal itu disebabkan jari-jari atom logam alkali tanah lebih
kecil sehingga energi pengionan lebih besar. Lagi pula logam alkali tanah hanya
satu.Kereaktifan kalsium, stronsium,dan barium dan tidak terlalu berbeda dari
logam alkali, tetapi berilium dan magnesium jauh kurang aktif.
Unsur golongan
ini bersifat basa, sama seperti unsur golongan alkali, namun tingkat
kebasaannya lebih lemah. Senyawa Be(OH)2 bersifat amfoter. Artinya bisa
bersifat asam atau pun basa. Sedangkan unsur Ra bersifat Radioaktif. Semua
logam alkali tanah merupakan logam yang tergolong reaktif, meskipun kurang
reaktif dibandingkan dengan unsur alkali. Alkali tanah juga memiliki sifat
relatif lunak dan dapat menghantarkan panas dan listrik dengan baik, kecuali
Berilium. Logam ini juga memiliki kilapan logam.
Logam alkali
tanah memiliki jari-jari atom yang besar dan harga ionisasi yang kecil. Dari
Berilium ke Barium, nomor atom dan jari-jari atom semakin besar. Selain itu
semua logam alkali tanah juga mempunyai kecenderungan teratur mengenai
keelektronegatifan yang semakin kecil dan daya reduksi yang semakin kuat dari
Berilium ke Barium.
3.
PEMBUATAN
Ekstraksi
adalah pemisahan suatu unsur dari suatu senyawa. Logam alkali tanah dapat di
ekstraksi dari senyawanya. Untuk mengekstraksinya kita dapat menggunakan dua
cara, yaitu metode reduksi dan metode elektrolisis.
v Magnesium diperoleh dengan proses Down.
Langkahnya pertama mengendapkan sebagai Mg(OH)2 kemudian diubah
menjadi MgCl2 dan dikristalkan sebagai MgCl2.6H2O.
Leburan kristal dielektrolisis.
1. Dengan elektrolisis leburan garamnya.
Contoh:
CaCl2(l)
|
->
|
Ca2+ (l)
|
+ 2Cl- (l)
|
|||
Katoda
|
:
|
Ca2+ (l)
|
+ 2 e-
|
->
|
Ca (s)
|
|
Anoda
|
:
|
2Cl2 (g)
|
+ 2 e-
|
|||
---------------------------------------------------
|
||||||
Ca2+ (l)
|
+ 2Cl- (l)
|
->
|
Ca (s)
|
+ Cl2 (l)
|
2.
Isolasi
berilium
Berilium sangat bermanfaat untuk menunjang kehidupan
manusia. Namun, keberadaan berilium dialam tidak dapat ditemukan dalam bentuk
murninya. Berilium tersebut ditemukan dialam dalam bentuk bersenyawa sehingga
untuk mendapatkannya perlu dilakukan isolasi. Isolasi berilium dapat dilakukan
dengan 2 metode (Indri M.N. 2009):
1.
Metode reduksi
BeF2
2.
Metode
elektrolisis BeCl2
1.
Metode Reduksi
Pada metode ini diperlukan berilium dalam bentuk BeF2
yang dapat diperoleh dengan cara memanaskan beryl dengan Na2SiF6
pada suhu 700-750oC. Setelah itu dilakukan leaching (ekstraksi
cair-padat) terhadap flour dengan air kemudian dilakukan presipitasi
(pengendapan) dengan Ba(OH)2 pada PH 12 (Greenwood N.N and
Earnshaw A , 1997).
Reaksi yang
terjadi adalah (Indri M.N. 2009):
BeF2
+ Mg ->
MgF2 + Be
2. Metode Elektrolisis
Untuk mendapatkan berilium juga dapat dilakukan
dengan cara elektrolisis dari lelehan BeCl2 yang telah ditambah
NaCl. Karena BeCl2 tidak dapat mengahantarkan listrik dengan baik,
sehingga ditambahkan NaCl. BeCl2 tidak dapat menghantarkan listrik
karena BeCl2 bukan merupakan larutan elektrolit. Reaksi yang terjadi
adalah (Indri M.N. 2009):
Katoda : Be2+
+ 2e- Be
Anode : 2Cl-
Cl2 + 2e-
3. Ekstraksi Berilium (Be)
Untuk mendapatkan Berilium, bisa didapatkan dengan mereduksi BeF2. Sebelum mendapatkan BeF2, kita harus memanaskan beril [Be3Al2(SiO6)3] dengan Na2SiF6 hingga 700 0C. Karena beril adalah sumber utama berilium
BeF2 + Mg -> MgF2 + Be
• Metode Elektrolisis
Untuk mendapatkan berilium juga kita dapat mengekstraksi dari lelehan BeCl2 yang telah ditambah NaCl. Karena BeCl2 tidak dapat mengahantarkan listrik dengan baik, sehingga ditambahkan NaCl. Reaksi yang terjadi adalah
Katoda : Be2+ + 2e- -> Be
Anode : 2Cl- -> Cl2 + 2e-
4. Ekstraksi Magnesium (Mg)
• Metode Reduksi
Untuk mendapatkan magnesium kita dapat mengekstraksinya dari dolomit [MgCa(CO3)2] karena dolomite merupakan salah satu sumber yang dapat menhasilkan magnesium. Dolomite dipanaskan sehingga terbentuk MgO.CaO. lalu MgO.CaO. dipanaskan dengan FeSi sehingga menhasilkan Mg.
2[ MgO.CaO] + FeSi -> 2Mg + Ca2SiO4 + Fe
• Metode Elektrolisis
Selain dengan ekstraksi dolomite magnesium juga bisa didapatkan dengan mereaksikan air alut dengan CaO. Reaksi yang terjadi :
CaO + H2O -> Ca2+ + 2OH-
Mg2+ + 2OH- -> Mg(OH)2
Selanjutnya Mg(OH)2 direaksikan dengan HCl Untuk membentuk MgCl2
Mg(OH)2 + 2HCl -> MgCl2 + 2H2O
Setelah mendapatkan lelehan MgCl2 kita dapat mengelektrolisisnya untuk mendapatkan magnesium
Katode : Mg2+ + 2e- -> Mg
Anode : 2Cl- -> Cl2 + 2e-
• Metode Reduksi
Untuk mendapatkan magnesium kita dapat mengekstraksinya dari dolomit [MgCa(CO3)2] karena dolomite merupakan salah satu sumber yang dapat menhasilkan magnesium. Dolomite dipanaskan sehingga terbentuk MgO.CaO. lalu MgO.CaO. dipanaskan dengan FeSi sehingga menhasilkan Mg.
2[ MgO.CaO] + FeSi -> 2Mg + Ca2SiO4 + Fe
• Metode Elektrolisis
Selain dengan ekstraksi dolomite magnesium juga bisa didapatkan dengan mereaksikan air alut dengan CaO. Reaksi yang terjadi :
CaO + H2O -> Ca2+ + 2OH-
Mg2+ + 2OH- -> Mg(OH)2
Selanjutnya Mg(OH)2 direaksikan dengan HCl Untuk membentuk MgCl2
Mg(OH)2 + 2HCl -> MgCl2 + 2H2O
Setelah mendapatkan lelehan MgCl2 kita dapat mengelektrolisisnya untuk mendapatkan magnesium
Katode : Mg2+ + 2e- -> Mg
Anode : 2Cl- -> Cl2 + 2e-
5. Ekstraksi Kalsium (Ca)
·
Metode
Elektrolisis
Batu kapur (CaCO3) adalah sumber utama untuk
mendapatkan kalsium (Ca). Untuk mendapatkan kalsium, kita dapat mereaksikan
CaCO3 dengan HCl agar terbentuk senyawa CaCl2. Reaksi yang terjadi :
CaCO3 + 2HCl -> CaCl2 + H2O + CO2
Setelah mendapatkan CaCl2, kita dapat mengelektrolisisnya agar mendapatkan kalsium (Ca). Reaksi yang terjadi :
Katoda ; Ca2+ + 2e- -> Ca
Anoda ; 2Cl- -> Cl2 + 2e-
CaCO3 + 2HCl -> CaCl2 + H2O + CO2
Setelah mendapatkan CaCl2, kita dapat mengelektrolisisnya agar mendapatkan kalsium (Ca). Reaksi yang terjadi :
Katoda ; Ca2+ + 2e- -> Ca
Anoda ; 2Cl- -> Cl2 + 2e-
·
Metode Reduksi
Logam kalsium (Ca) juga dapat dihasilkan dengan
mereduksi CaO oleh Al atau dengan mereduksi CaCl2 oleh Na. Reduksi CaO oleh Al
6CaO + 2Al -> 3 Ca + Ca3Al2O6
Reduksi CaCl2 oleh Na
CaCl2 + 2 Na -> Ca + 2NaCl
6CaO + 2Al -> 3 Ca + Ca3Al2O6
Reduksi CaCl2 oleh Na
CaCl2 + 2 Na -> Ca + 2NaCl
6. Ekstraksi Strontium (Sr)
·
Metode
Elektrolisis
Untuk mendapatkan Strontium (Sr), Kita bisa
mendapatkannya dengan elektrolisis lelehan SrCl2. Lelehan SrCl2 bisa
didapatkan dari senyawa selesit [SrSO4]. Karena Senyawa selesit merupakan
sumber utama Strontium (Sr). Reaksi yang terjadi ;
katode ; Sr2+ +2e- -> Sr
anoda ; 2Cl- -> Cl2 + 2e-
katode ; Sr2+ +2e- -> Sr
anoda ; 2Cl- -> Cl2 + 2e-
7. Ekstraksi Barium (Ba)
·
Metode
Elektrolisis
Barit (BaSO4) adalah sumber utama untuk memperoleh
Barium (Ba). Setelah diproses menjadi BaCl2 barium bisa diperoleh dari
elektrolisis lelehan BaCl2. Reaksi yang terjadi :
katode ; Ba2+ +2e- -> Ba
anoda ; 2Cl- -> Cl2 + 2e-
katode ; Ba2+ +2e- -> Ba
anoda ; 2Cl- -> Cl2 + 2e-
·
Metode Reduksi
Selain dengan elektrolisis, barium bisa kita peroleh
dengan mereduksi BaO oleh Al. Reaksi yang terjadi :
6BaO + 2Al -> 3Ba + Ba3Al2O6.
6BaO + 2Al -> 3Ba + Ba3Al2O6.
3. KELIMPAHAN
DI ALAM
a.
Berilium.
Berilium tidak
begitu banyak terdapat di kerak bumi, bahkan hampir bisa dikatakan tidak ada.
Sedangkan di alam berilium dapat bersenyawa menjadi Mineral beril [Be3Al2(SiO
6)3], dan Krisoberil [Al2BeO4].
b.
Magnesium.
Magnesium
berperingkat nomor 7 terbanyak yang terdapat di kerak bumi, dengan 1,9%
keberadaannya. Di alam magnesium bisa bersenyawa menjadi Magnesium Klorida
[MgCl2], Senyawa Karbonat [MgCO3], Dolomit [MgCa(CO3)2], dan Senyawa Epsomit
[MgSO4.7H2O].
c.
Kalsium.
Kalsium adalah
logam alkali yang paling banyak terdapat di kerak bumi. Bahkan kalsium menjadi
nomor 5 terbanyak yang terdapat di kerak bumi, dengan 3,4% keberadaanya. Di
alam kalsium dapat membentuk senyawa karbonat [CaCO3], Senyawa Fospat [CaPO4],
Senyawa Sulfat [CaSO4], Senyawa Fourida [CaF].
d.
Stronsium.
Stronsium
berada di kerak bumi dengan jumlah 0,03%. Di alam strontium dapat membuntuk
senyawa Mineral Selesit [SrSO4], dan Strontianit.
e.
Barium.
Barium berada
di kerak bumi sebanyak 0,04%. Di alam barium dapat membentuk senyawa : Mineral Baritin
[BaSO4], dan Mineral Witerit [BaCO3].
f.
KEGUNAAN
a.
Berilium
Berilium
digunakan untuk memadukan logam agar lebih kuat, akan tetapi bermasa lebih
ringan. Biasanya paduan ini digunakan pada kemudi pesawat jet. Berilium
digunakan pada kaca dari sinar X. Berilium digunakan untuk mengontrol reaksi
fisi pada reaktor nuklir. Dan campuran
berilium dan tembaga banyak dipakai pada alat listrik, maka Berilium
sangat penting sebagai komponen televisi.
b.
Magnesium
Dalam bentuk pita, menjadi sediaan Grignard. Berguna untuk sintesis
organik. Agen aditif dalam bahan bakar konvensional dan produksi grafit nodular
dalam pengecoran besi. Agen reduktor dalam produksi uranium dan logam dari
garamnya. Sebagai anode pada sel galvani untuk member perlindungan pada pipa bawah
tanah dan pemanas air. Bercampur dengan seng untuk menghasilkan lembar seng dalam industry
percetakan, pembuatan baterai kering, dan atap rumah. Campuran
magnesium-aluminium untuk pembuatan kaleng.
c.
Kalsium
Sebagai reduktor dalam ekstraksi logam, seperti uranium, zirkonium, dan torium. Sebagai deoksidator, desulfurator dan
dekarobnator pada berbagai macam campuran besi dan campuran non-besi. Sebagai
campuran aluminium, berilium, tembaga, tembaga, dan magnesium. Pembuatan semen dalam konstruksi. Pembuatan kecju, diaman ion
kalsium mempengaruhi aktivitas rennin dalam proses koagulasi susu.
d.
Stronsium
Sebagai katode pada televisi, mencegah emisi sinar X dengan cara
menyerapnya. 89Sr adalah bahan aktif pada
Metastron sebagai obat kanker tulang, bertindak seperti kalsium, meningkatkan
proses osteogenesis. Stronsium karbonat dan garam stronsium lainnya digunakan
untuk menghasilkan warna merah pada kembang api. Stronsium klorida digunakan
sebagai bahan pasta gigi untuk gigi sensitif.
e.
Barium
BaSO4 digunakan
untuk memeriksa saluran pencernaan karena mampu menyerap sinar X meskipun
beracun. BaSO4 digunakan sebagai pewarna pada plastik karena
memiliki kerapatan yang tinggi dan warna terang. Ba(NO3)2 digunakan
untuk memberikan warna hijau pada kembang api.
f.
Radium
Radium digunakan untuk menghasilkan gas radon,
dimana gas radon digunakan untuk pengobatan kanker. Radium
juga pernah dipakai sebagai panel nuklir, jam, dan pembuatan lukisan bercahaya.
Namun kini penggunaanya sudah jarang ditemukan, karena radium memiliki bahaya
radioaktif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar